High School Never Ends?

Selasa, 30 Agustus 2011
Firstly, I just wanna say that it’s my life and it’s my story. I know surely what happened to me and surrounding conditions. It’s officially what I felt according to my life. It’s my opinion about what I’ve through and not yours. So, don’t ever judge. 

When others said “High school never ends,” then I said “Thank god it’s finally ends”. Yeah seems so ironic my school’s life is. Some of you, who’re my friends, absolutely know where I studied. It’s not about the school; it’s about what happened with me when I was there.

Aku membayangkan masa-masa SMA seperti yang terjadi di film atau ftv, but unfortunately it’s 180 degrees from my fantasy. Those three years felt so flat. Pertama aku merasakan kehidupan SMA, aku merasa jetlag. Apalagi lingkungan SMP ku sangat berbeda dengan di SMA. Mulai dari teman-teman, kebiasaan, sifat, gaya hidup, sampai atmosfir dan hal-hal kecil pun terasa sangat berbeda. Ketika aku SMP dituntut dengan kemajuan teknologi dan bahasa inggris, disini tidak. Bukan bermaksud mendeskriminasi but it’s actually happened. Aku merasa cupu dibanding teman-teman ku yang bersekolah di kota. Sekolahku di desa? Tidak, sekolah saya hanya mepet kota hehe. Di lingkungan sekolah saya terdapat 5 kampus, beberapa kantor dan sekolahan mulai dari TK sampai SMA. Sangat strategis sebenarnya.

Tapi balik lagi ke cerita.. Dulu aku masuk di kelas XA. Kelas paling unggul dibanding kelas lain karena kelas sepuluh ini diurutkan berdasar nilai NEM saat mendaftar SMA. Aku senang berada diantara orang-orang pintar. Tapi kelasku ini sering dibilang kelas yang cupu karena terlalu strict dengan aturan, jarang rame, setiap istirahat sholat dhuha, dan paling disayang guru-guru. Tapi bagiku sih whatsoever kata orang-orang yang penting aku berada in the right line. Beginilah kehidupan SMA. Jalan paling aman memang bertingkah sesuai tempatnya, ga terlalu berlebihan dan norak like what some of them did. Bisa dibilang mendes teriak mendes. Kadang sebel sih liat orang yang hebring alias heboh, kalo jalan mencla mencle biar dikira her butt’s sexy and semok dan kalo jalan dagunya di keatasin biar pada takut terus dikasih jalan yang kalo ngomong teriak-teriak sok asik kaya preman terminal dan blah blah blah. Ya namanya manusia ababil penuh dengan sok sokan. Ada juga yang ke sekolah dengan bedak 5cm dan pake jilbab poninya dikeluarin semua. Iyuuuuh oh puhlease stay cool and calm dude! You guys are too much. Is it the normal high school life? I’m going crazy...

Sebelumnya aku tidak pernah membayangkan akan bersekolah di sini selama 3 taun. Pada semester pertama aku ditawari untuk pindah sekolah. Setelah beberapa bulan berlalu akhirnya aku memutuskan untuk menetap di sini karena yang namanya pindah sekolah itu ribet.

Setahun, dua tahun, dan tiga tahun pun berlalu. But it seems nothing special. I’m not really into this place. How could it was so boring? Dateng ke sekolah, pelajaran, istiahat, pelajaran lagi, les, pulang. Dan semua terulang setiap harinya. Dan akhirnya tibalah hari kelulusan itu. Wisuda itu sesuatu yang aku tunggu selama ini.  Here comes the graduation day...  Thank God it finally ended.




Tetapi kalau dilihat lagi kebelakang, inget-inget jaman kelas satu sampai kelas tiga, banyak juga pengalaman lucu di sekolah ini. Sebenarnya diantara dateng ke sekolah, pelajaran, istirahat, pelajaran dan pulang itu terselip berbagai pengalaman baru yang belum pernah aku dapaktan sebelumnya. And at there, I also had found my crush hehehe *blush*
 

©Copyright 2011 Valony Writes Something ♥ | TNB