Setelah melewati ujian yang bisa dibilang sulit tapi mudah akhirnya dateng juga hari-hari pengumuman nilai. Pertamanya aku tau ada pengumuman nilai dari teman, dia sms menanyakan nilai ujian Pancasila ku. Langsung aja setelah itu aku buka Unisys (web-nya mahasiswa UII). Setelah log in langsung aku klik “KHS Semester” dan keluarlah itu nilai. Yang baru keluar tenyata nilai Pancasila dan aku dapet nilai A-. Pertamanya agak kecewa sih sama tanda minus dibelakan angka sempurna itu. Tapi sebenarnya nilai A- tuh jauh dari ekspektasi ku. Kirain malah dapet B atau paling ngga A/B. Karena aku merasa di kelas aja aku bukan orang yang aktif bertanya dan dapet kabar juga beberapa teman mendapatkan nilai B, padahal mereka mahasiswa yang aktif di kelas. Sepertinya si bapak dosen menyukai jawaban ujianku yang berlembar-lembar hehehe
Nilai selanjutnya pun muncul, yaitu Ekonomi Pengantar, Bahasa Inggris I, dan Bahasa Inggris II. Dan alhamdulillah aku mendapatkan nilai A pada semua mata pelajaran itu. Langsung deh di twitter pada heboh setelah nilai kedua muncul dan mereka mengatakan “Subhanallah :,) congrats loni!”, “Kepala A semua, ngeri euy” “ Cadaaas men” blablabla... Gatau kenapa teman-teman begitu heboh, tapi akunya sendiri malah ngerasa ga begitu WOW. Bukannya ga bersyukur dan minta nilai kurang *naudzubillah* tapi mendapatkan nilai dengan huruf A, A-, A/B dan seterusnya itu sebenarnya not really special. Coba aja bayangin effort orang yang bersusah payah untuk mendapatkan nilai 100 dengan orang yang mendapatkan nilai 81 dinilai sama dengan pernyataan nilai A. Menurutku kurang adil yah kalau aku diposisikan menjadi orang yang mendapat nilai 100, tapi senang juga kalau aku ada diposisi nilai 81. Sebuah keuntungan besar si nilai 81 disejajarkan dengan si nilai perfect 100. Range nilai yang besar itu membuat mahasiswa tidak begitu mengejar nilai sempurna alias 100, mungkin orang lebih memaksimalkan usahanya hanya sampai nilai 81. Toh apa gunanya mendapatkan nilai 100 kalau akhirnya sama-sama mendapatkan nilai A. What’s the point? Kenapa ga dibedain gitu ya, misal yang mendapat nilai 100 menapatkan A+ dan dibawahnya mendapatkan A-. Mahasiswa pasti akan berusaha mendapatkan nilai A+ tersebut, selain bagus pasti juga bangga. Nilai tersebut menjadi prestigious. Usaha mereka makin meningkat karena ingin merasakan mendapat nilai tersebut.
Ya berhubung aku masih mahasiswa baru jadi agak bingung dengan penilaian skor di tingkat perguruan tinggi ini dan agak ga terima. Kalau masa sekolah dulu kan beda banget yang menapatkan nilai 99 dengan 100. Ada perasaan ingin mendapatkan nilai tersebut dan akhirnya kita termotivasi untuk mendapatkan. Perasaan mendapatkan nilai 99 pasti sangat beda dengan mendapat nilai 100.
Saat ini aku masih menunggu untuk nilai Akuntansi Pengantar, Komunikasi Bisnin, dan Pemrosesan Data Elektronik Dasar. Nilai mematikannya adalah nilai AP. Selain sebagai anak akuntansi, pelajaran ini memiliki sks 6. Gila kan banyak bener, padahal yang lain cuma 2 dan 3. Emang maruk bener itu satu pelajaran. Mana itu pelajaran paling susah lagi. Hmm semoga tidak mengecewakan hasilnya dan membuat IP semester pertamaku memuaskan :-)